Sabtu, 04 Februari 2017

Pengambilan Keputusan Model Alternatif



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sepanjang hidupnya, manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan atau optimasi dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life choice, yang menyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan diantara sejumlah pilihan untuk dioptimasi. Pilihan-pilihan tersebut berkaitan dalam penyelesaian masalah yakni upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat ini dari keadaan yang diinginkan.
Pengambilan keputusan adalah akhir proses panjang tentang identifikasi masalah, penetapan persyaratan pemecahan masalah, identifikasi alternatif, optimasi masalah dan penilaian strategi penyelesaian masalah. Situasi pengambilan keputusan yang dihadapi seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatu pengambilan keputusan. Setelah seseorang berada dalam situasi pengambilan keputusan maka selanjutnya dia akan melakukan tindakan untuk mempertimbangkan, menganalisa, melakukan prediksi dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatif yang ada.
Dalam tahap ini reaksi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Ada individu yang dapat segera menentukan sikap terhadap pertimbangan yang telah dilakukan, namun ada juga individu lain yang tampaknya mengalami kesulitan untuk menentukan sikapnya.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternatif program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari pengambilan keputusan?
2.      Apa langkah-langkah pengambilan keputusan?
3.      Bagaimana teknik-teknik pengambilan keputusan?
4.      Bagaimana proses pengambilan keputusan model alternatif?
5.      Bagaimana hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
6.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
7.      Bagaimana solusi menyelesaikan masalah dalam mengambil keputusan?


1.3  Tujuan
1.    Dapat mengetahui pengertian dari pengambilan keputusan.
2.    Dapat mengetahui langkah-langkah pengambilan keputusan.
3.    Dapat mengetahui teknik-teknik pengambilan keputusan.
4.    Dapat mengetahui proses pengambilan keputuhan model alternatif.
5.    Dapat mengetahui Hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
6.    Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan.
7.    Dapat mengetahui solusi menyelesaikan masalah dalam mengambil keputusan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
      Pada umumnya para ahli sepakat bahwa kata keputusan (decision) berarti pilihan (choise), yaitu pilihan dari dua atau lebih alternatif. Hal ini dikemukakan oleh Robbins, bahwa “decision making is process in which one choose between two or more alternative” yang artinya  adalah proses memilih dua alternatif atau lebih, biasanya pilihan yang ditetapkan didasarkan pada pertimbangan rasional yang memiliki keutamaan lebih banyak bagi organisasi. Namun perlu diingat bahwa keputusan atau pilihan ini diambil bukan berdasarkan benar atau salah tetapi pilihan antar “hampir benar” dan “mungkin salah”.
      Sedangkan keputusan Morgan dan Carullo mendefinisikan keputusan adalah sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan-pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Maka dalam hal ini keputusan dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu proses pemikiran yang berupa pilihan satu dari beberapa alternatif  yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pilihan itu bisa saja salah mungkin saja benar. Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1.      G. R. Terry, mengemukakan bahwa pengambila keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif.
2.      Claude S. Goerge Jr, mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang temasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.      Horold dan Cyril O’Donnell, mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

Dari pengertian itu pengambilan keputusan adalah proses kesadar, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan alternatif cara bertindak dari berbagai alternatif yang tersedia berdasarkan fakta dan data untuk memecahkan masalah.

2.2 Langkah-langkah Pengambilan Keputusan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh John Adair terhadap para individu tentang pengambil keputusan, dengan membuat daftar-daftar tahapan yang akan mereka lakukan bila mereka harus mengambil keputusan atau memecahkan persoalan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersbut terhimpun dalam lima rencana pokok, yaitu :
1.      Membuat spesifikasi sasaran dengan meyakini perlunya mengambil keputusan.
2.      Menghinpun Informasi dan mengorganisasi data, mencek data dan opini.
3.      Mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin menentukan kendala waktu danberbagai kriteria lain.
4.      Mengembangkan opsi dan membuat daftar arus tindakan yang mungkin  menghasilkan gagasan-gagasan.
5.      Mengevaluasi dan memutuskan dan membuat daftar pro dan kontra.

Pendapat-pendapat lain yang hampir sama dengan pendapat di atas dalam Proses Pengambilan Keputusan dikemukakan oleh para ahli, seperti Menurut G. R. Terry :
1.      Merumuskan problem yang dihadapi.
2.      Menganalisa problem tersebut.
3.      Menetapkan sejumlah alternatif.
4.      Mengevaluasi alternatif.
5.      Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan.
Berbagai macam permasalahan dalam pengambilan keputusan sering disebabkan kesalahan dalam mengidentifikasi atau kurang adanya pengoptimalan terhadap jenis masalah yang dihadapi. Jenis-jenis masalah tersebut memberikan pemahamam kepada para individu untuk menentukan terlebih dahulu keputusan apa yang akan diambil. Bila keputusan itu sangat besar pengaruhnya terhadap masyarakat maka sebaiknya dalam mengambil keputusan secara musyawarah.


2.3 Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan yang dikemukakan oleh pakar, Siagian, S.P, antara lain :
1.      Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu organisasi menghadapi suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan dapat diidentifikasikan secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap orang yang terlibat diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir diskusi berbagai pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok mencapai suatu kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam mengatasi situasi problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik ini yaitu:
-Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat secara teliti.
-Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena kuantitas pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak diabaikan.
-Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas sesuatu pendapat atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan tidak menilai pendapat atau gagasan anggota kelompok lainnya.
- Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan pendapat atau gagasan yang telah dikemukakan oleh orang lain.
- Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian dituangkan dalam bentuk keputusan.

2.      Synetics
Seorang diantara anggota kelompok peserta bertindak selaku pimpinan diskusi. Diantara para peserta ada seorang ahli dalam teori ilmiah pengambilan keputusan. Apakah ahli itu anggota organisasi atau tidak, tidak dipersoalkan. Pimpinan mengajak para peserta untuk mempelajari suatu situasi problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing anggota kelompok mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang dipandang tepat untuk ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih hasil-hasil pemikiran tertentu yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan masalah. Dan tenaga ahli menilai melakukan penilaian atas berbagai gagasan emosional dan tidak rasional yang telah disaring oleh pimpinan diskusi serta kemudian menggabungkannya dengan salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan dan tindakan pelaksanaan yang diambil.
3.      Consensus Thinking
Orang-orang yang terlibat dalam pemecahan masalah harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu situasi problematik yang dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang hendak digunakan untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki pengetahuan yang sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik pemecahan yang digunakan. Orang-orang diharapkan mengikuti suatu prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba terhadap langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi problematik yang sebenarnya.

4.      Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi. Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada di satu tempat.
Pengambil keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan suatu situasi peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa dapat atau mungkin terjadi atau tidak. Jawaban dari anggota kelompok tadi dikumpulkan dan masing-masing anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh masing-masing rekannya yang tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan berikutnya, rangkaian pertanyaan yang sama dikembalikan kepada para anggota kelompok dengan melampirkan jawaban yang telah diberikan oleh para anggota kelompok pada putaran pertama serta hal-hal yang dipandang sudah merupakan kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang ahli berbeda maka memberikan penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban diberikan kode tertentu sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban. Jawaban tersebut di atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar pertanyaan dan analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan tentang ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.

5.      Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan duduk pada suatu lingkaran, dan di tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi. Seseorang duduk di kursi tersebut hanya dialah yang boleh bicara untuk mengemukakan pendapat ide dan gagasan tentang suatu permasalahan. Para anggota lain mengajukan pertanyaan, pandangan dan pendapat. Apabila pandangan orang yang duduk di tengah tersebut telah dipahami oleh semua anggota kelompok dia meninggalkan kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk kesempatan yang sama. Setelah itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan cara yang dipandang paling tepat.

6.      Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu kelompok mengemukakan pendapat yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok lainnya pada jawaban “tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra dicatat dengan teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil catatan yang telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat. Kelompok yang tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan peranan dengan pandangan kontra.

7.      Collective Bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan berbeda bahkan bertolak belakang atas suatu masalah duduk di satu meja dengan saling menghadap. Masing-masing pihak datang dengan satu daftar keinginan atau tuntutan dengan didukung oleh berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam proses tawar-menawar yang terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan data dan informasi serta alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan timbulnya masalah yang lebih besar.

2.4 Proses pengambilan keputusan individual model alternatif
            Alternatif yaitu satu dari dua atau lebih cara umtuk mencapai tujuan atau akhir yang sama. Alternatif tidak harus menjadi pengganti untuk pilihan pertama (atau alternatif lain), atau harus memecahkan masalah dengan cara tertentu.
Proses pengabilan keputusan yang efektif menurut para ahli dalam buku Stephen P Robinson yaitu:
1.      Berfokus pada satu tujuan.
2.      Logis dan konsisten.
3.      Mengakui kedua pemikiran dan campuran subyektif dan objectif analitis dengan pemikiran intuitif.
4.      Membutuhkan sebanyak mungkin informasi dan analisis seperti yang diperlukan untuk menyelesaikan dilema.
5.      Mendorong dan membimbing pengumpulan informasi yang relavan dan informasi pendapat orang lain.
6.      Sederhana, handal, dan fleksibel.

2.5 Hal-hal yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan individu
Menurut Tampubolon (2004:108-111) terdapat lima faktor perilaku yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu:
1. Nilai
Pengaruh nilai terhadap proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai dalam pemilihan kesempatan dan penetuan probilitas. Dalam mengembangkan, nilai orang yang mengambil keputusan mempengaruhi alternatif mana yang akan  dipilh. Apabila melaksanakan keputusan, nilai sangat perlu dalam memilih cara melaksankan keputusan tersebut dalam fase evaluasi dan pengendalian.pertimbangan nilai tidak dapat dihindari bila terjadi tindakan koreksi.
2.      Kepribadian
Para pengambil keputusan dipengaruhi oleh banyak kekuatan psikologis baik disadari atau tidak. Salah satunya yang terpenting adalah kepribadiannya yang sangat jelas tergambar dalam pilihannya. Hubungan antara kepribadian dan proses pengambilan keputusan mungkin berbeda-beda. Menurut Myers-Briggs dalam Tampubolon (2004:109) ciri khusus yang dapat menggambarkan kepribadian seseorang diataranya:
a.      Pendiam vs Ramah
b.      IQ Rendah vs IQ Tinggi
c.       Perasaan vs Emosi Stabil
d.      Bijaksana vs Sungguh-sungguh
e.       Patuh vs Berpengaruh

3.      Kecenderungan akan resiko
Secara umum diketahui bahwa para pengambil keputusan berbeda-beda sekali dalam kecenderunag mereka mengambil resiko. Satu segi khusus kepribadian sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. Seorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan menetapkan sasaran yang berbeda dalam mengevalusi alternatif secara berbeda juga, serta memilih alternatif yang juga berbeda dari orang lain dalam pengambilan keputusan walaupun dalam situasi yang sama, tetapi sangat segan mengambil resiko.orang yang belakangan ini akan berusaha menetapkan pilihan, dimana resiko atau ketidakpastian sangat rendah, atau dimana kepastian akan hasil sangat tinggi.
4.      Kemungkinan Ketidakcocokan
Para ahli pereilaku telah memusatkan perhatiannya pada terjadinya kegelisahan kepada orang setalah pengambilan keputusan. Hal tersebut dikatakan sebagai disonansi kogntif atau ketidakcocokan kognitif. Teorinya mengatakan bahwa seringkali terdapat kekurangankonsisten atau harmoni diantara berbagai macam kognisi seseorang, misalnya sikap, kepercayaan dan sebgainya. Sesudah keputusan itu diambil. Pengertianny, akan terjadi konflik antara apa yang diketahui dan diyakini oleh pengambil keputusan dan apa yang telah dilakukan, yang mengakibatkan  si pengambil keputusan menjadi ragu-ragu dan mempunyai pikiran lain mengenai pikiran yang telah diambilnya.
5.      Bentuk Pengambilan Keputusan
Didalam organisasi, proses pengambilan keputusan sangat tergantung pada individu dan kelompok. Keputusan individu dan kelompok pada saat-saat tertentu dapat saja bertentangan, sehingga efektivitas keputusan yang diambil tidak maksimal. Keadaan seperti ini dapat mempengaruhi kinerja organisasi yang tidak juga maksimal.

2.6 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu:
a.       Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
c.       Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
d.      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
e.       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
f.        Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

2.7 Solusi Menyelesaikan berbagai Masalah dalam Pengambilan keputusan
1.      Menerapkan konsep keputusan yang cenderung hati-hati dan memikirkan setiap dampak yang akan timbul secara jangka pendek dan panjang.
2.      Menempatkan setiap keputusan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat representatif (keputusan bukan keinginan 1 orang tapi keinginan banyak orang)
3.      Hindari pengambilann keputusan yang bersifat ambigu
4.      Keputusan yang diambil dalam suatu organisasi biasanya diambil oleh  pemimpin organisasi yang telah melaksanakan fungsi manajemen (planning,organizing,actuating,controlling) sehingga diharapkan memang keputusan yang terbaik.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
keputusan adalah sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan-pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Maka dalam hal ini keputusan dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu proses pemikiran yang berupa pilihan satu dari beberapa alternatif  yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pilihan itu bisa saja salah mungkin saja benar.
Alternatif yaitu satu dari dua atau lebih cara umtuk mencapai tujuan atau akhir yang sama. Alternatif tidak harus menjadi pengganti untuk pilihan pertama (atau alternatif lain), atau harus memecahkan masalah dengan cara tertentu. Proses pengabilan keputusan yang efektif menurut para ahli(dalam buku Stephen P Robinson)yaitu: Berfokus pada satu tujuan,Logis dan konsisten.Mengakui kedua pemikiran dan campuran subyektif dan objectif analitis dengan pemikiran intuitif,Membutuhkan sebanyak mungkin informasi dan analisis seperti yang diperlukan untuk menyelesaikan dilema,Mendorong dan membimbing pengumpulan informasi yang relavan dan informasi pendapat orang lain, dan Sederhana, handal, dan fleksibel.

3.2 SARAN
            Hendaknya dalam pengambilan keputusan individual dalam suatu organisasi maupun bukan organisasi lebih dulu memperhatikan masalah-masalah yang akan timbul ketika mengambil keputusan dan juga harus membuat alternatif keputusan lainnya yang dapat membuat suatu keputusan menjadi efektif dan efisien maka hal tersebut akan menyempurnakan suatu keputusan.



DAFTAR RUJUKAN

StephenP.RobbinsandMaryCoulter.(Eds).2009.management.UttarPradesh:Dorling Kindersley,
Soetopo,Hendyat, 2010, Prilaku Organisasi,Jakarta: PT. Remaja Rosdakaya.

1 komentar: