Kamis, 18 Mei 2017

Metode Perkembangan Peserta Didik

  BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai macam unsur-unsur pendidikan yang dilibatkan, antara lain yaitu: peserta didik, pendidik, interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, serta lingkungan pendidikan. Diantara unsur tersebut, peserta didik yang merupakan subjek yang dibimbing memiliki ciri khas yang perlu untuk dipahami oleh pendidik, salah satunya yaitu sebagai individu yang sedang berkembang. Proses perkembangan tersebut terjadi secara terus-menerus dan melalui suatu rangkaian yang bertingkat-tingkat, dimana setiap tingkatnya mempunyai sifat dan ciri-ciri khusus.
Sebagai seorang pendidik hendaklah mampu memahami perkembangan peserta didiknya sehingga ia mampu menghadapi perkembangan setiap peserta didik yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangatlah penting seorang pendidik ataupun orang lain memahami berbagai metode yang digunakan untuk mempelajari perkembangan peserta didik sehingga mereka bisa mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode?
2. Bagaimana hakikat dari perkembangan?
3. Apa saja metode yang digunakan untuk mempelajari perkembangan peserta didik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari metode
2. Untuk mengetahui hakikat perkembangan berhubungan dengan peserta didik.
3. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan untuk mempelajari perkembangan peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. Definisi Metode
Kata metode sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar yang bertujuan pada sesuatu yang hendak dicapai. Semakin tepat metode yang digunakan maka semakin baik hasil yang akan diperolehnya. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Adapun pengertian dan definisi metode menurut para ahli antara lain:
  1. Rothwell & Kazanas, metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
  2. Wiradi, metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis)
  3. Drs. Agus M. Hardjana, metode adalah cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
  4. Hebert Bisno (1969), metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasikan denga baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
Berdasarkan definisi metode yang telah dipaparkan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan metode adalah suatu cara mengenai suatu langkah (apa yang harus dikerjakan) yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.


  1. Hakikat Perkembangan
Istilah perkembangan (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan komplek. Oleh karena itu, tidak dengan mudah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan perkembangan begitu saja.
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of thinking, social relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (Desmita,2006), mengartikan perkembangan sebagai: (1) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati; (2) pertumbuhan; (3) perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional; (4) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (Desmita,2006) “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J. Monks, dkk., (2002), Pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”
Sedangkan menurut Desmita (2006), perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Jika ditarik kesimpulan maka yang dimaksud dengan perkembangan adalah suatu proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu menuju ke arah yang lebih sempurna yang memiliki sifat dan ciri-ciri baru, tidak dapat diulang kembali, bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
  1. Metode Mempelajari Perkembangan Peserta Didik
Pembahasan mengenai metode penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang bagaimana para psikolog perkembangan melakukan tugas mereka dalam mendapatkan lebih banyak pengertian akan gejala perkembangan serta bagaimana cara mengatasi hambatan dalam proses perkembangan. Metode untuk mempelajari perkembangan anak atau peserta didik ini dapat dibagi menjadi 2 macam metode yaitu metode eksperimen (eksperimental) dan metode non-eksperimen (non-eksperimental).
Sebelum membahas mengenai kedua metode tersebut terdapat satu metode yang berpengaruh terhadap metode eksperimen dan metode non-eksperimen, yaitu metode observasi. Metode observasi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengamati semua tingkah laku yang terlihat pada suatu jangka waktu tertentu atau pada suatu tahapan perkembangan tertentu. Metode observasi ini dapat dibedakan atas dua macam, yaitu observasi alami dan observasi terkontrol.
Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alamiah/wajar. Jadi dalam observasi alami peneliti melakukan semua pencatatan terhadap kehidupan anak tanpa mengubah suasana atau mengontrol dalam situasi-situasi yang direncanakan.
Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada diubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan peneliti, sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak yang diharapkan akan timbul. Misalnya seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikapnya terhadap lingkungan pergaulannya, akan diobservasi pada lingkungan sosial yang sudah direncanakan.
Kedua jenis observasi ini bisa dilakukan dengan alat-alat modern serta dengan kuantifikasi secara statistik dan pengolahan-pengolahan komputer. Jenis observasi yang kedua dianggap lebih objektif dan hasilnya lebih akurat daripada yang pertama. Karena itu observasi terkontrol dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan eksperimental dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan lapangan psikologi eksperimental. (Desmita,2006)



  1. Metode Eksperimen
Metode eksperimen melibatkan manipulasi atas beberapa aspek situasi serta observasi terhadap dampak dari manipulasi itu terhadap beberapa aspek perilaku. Menurut Monks, F. J., dkk (2002) di dalam metode eksperimen dapat dibedakan menjadi eksperimen yang murni dan eksperimen lapangan. Perbedaan antara dua macam eksperimen ini dapat dalam tingkat kemungkinannya untuk mengerti sebab akibatnya antara faktor-faktor tertentu dengan gejala-gejala perkembangan. Pada eksperimen yang murni, maka kontrol terhadap situasi lebih dapat dilakukan dengan baik, dengan begitu hubungan antara suatu variabel dengan suatu gejala perkembangan lebih dapat ditentukan. Sedangkan pada eksperimen lapangan bertitik tolak dari situasi kehidupan nyata. Seringkali hubungan antara suatu variabel dengan suatu gejala perkembangan kurang dapat dilihat dengan pasti.
Untuk suatu eksperimen yang baik, tentu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Menurut Wundt sebagai berikut:
  1. Kita harus dapat menentukan sendiri momen timbulnya gejala yang akan diselidiki.
  2. Kita harus berkesempatan mengikuti berlangsungnya gejala yang ditimbulkan itu dengan perhatian yang tercurah.
  3. Tiap pengamatan harus dapat diulang-ulang dalam keadaan yang sama.
  4. Syarat-syarat yang kita pakai untuk menimbulkan gejala itu harus dapat kita ubah-ubah menurut kemauan kita.
Syarat-syarat tersebut memang ideal dan dapat diselenggarakan dalam ilmu-ilmu yang berkenaan dengan benda mati. Akan tetapi, syarat-syarat ini sukar diramalkan dalam eksperimen psikologi. Di sini yang diselidiki bukannya benda mati melainkan makhluk hidup yang bisa mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa metode ini tidak dapat dipakai dalam psikologi, melainkan eksperimen ini merupakan bagian yang penting sekali dalam psikologi.
Dalam psikologi perkembangan, metode eksperimen dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan percobaan pada anak. Penggunaan metode eksperimen dalam penelitian terhadap anak-anak tidaklah mudah, karena anak-anak sangat sugestibel, mudah dipengaruhi, bertingkah laku semaunya, sering sulit diberikan pengertian, dan sukar diketahui dengan jelas apa yang dimaksudkan anak itu. Ini menunjukkan bahwa dalam penelitian psikologi perkembangan, penggunaan metode eksperimen tidak bisa mengubah lingkungan-lingkungan tertentu sebebas-bebasnya, sehingga merangsang timbulnya reaksi-reaksi tertentu.
Untuk itu dalam suatu eskperimen perlu diperhatikan variabel-variabel seteliti mungkin, yaitu variabel-variabel bebas (independence-variable) yang mempengaruhi variabel terikat (dependent-variable). Misalnya, penelitian pada sekelompok anak mengenai pengaruh kelompok bermain terhadap perkembangan bahasa. Dalam hal ini harus diperhatikan dan dipertimbangkan semua variabel bebas yang mungkin mempengaruhi perkembangan bahasa anak, seperti umur, jenis kelamin, status sosial, kondisi fisik, pendidikan orang tua dan variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi perkembangan bahasa anak, sebelum dilakukan tes bahasa terhadap anak.

  1. Metode Non-Eksperimen
Metode non-eksperimen merupakan metode penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti. Ada beberapa macam metode mempelajari perkembangan peserta didik yang tergolong ke dalam metode non-eksperimen diantaranya yaitu: metode klinis, metode tes, dan metode survey.
  1. Metode Klinis
Metode klinis adalah suatu metode penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak dengan cara mengamat-amati, mengajak bercakap-cakap, dan tanya jawab. Metode klinis berbeda daripada metode eksperimental. Tidak hanya dalam kecermatan cara mengadakan registrasi, yaitu dalam hal pengumpulan dan pencatatan data, melainkan lebih-lebih dalam hal representativitas sampel, artinya pemilihan kelompok “orang cobaannya” tidak perlu berdasarkan persamaan sifat yang dimiliki oleh keseluruhan populasi, melainkan cukup dilakukan penelitian terhadap beberapa kasus saja. Misalnya terhadap anak-anak dari tingkatan umur tertentu yang secara berturut-turut atau bersamaan waktu diobservasi oleh beberapa orang pengamat. Alat yang dipakai adalah berbagai macam test atau pemberian tugas-tugas tertentu.
Pelaksanaan metode ini dilakukan dengan cara mengamat-amati atas pertimbangan bahwa anak itu belum mampu mengungkapkan isi pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang lancar. Untuk memudahkan tanya jawab dalam pelaksanaannya digunakan daftar pertanyaan yang memberi petunjuk kepada si peneliti tentang apa saja yang harus diperhatikan. Salah satu tokoh dunia yang juga menggunakan metode klinis ini adalah Jean Piaget yang menggunakan metode ini untuk meneliti cara berpikir dan perkembangan bahasa anak-anak.
  1. Metode Tes
Metode tes adalah metode yang digunakan untuk mengadakan pengukuran tertentu terhadap objeknya. Tes merupakan isntrumen penelitian yang penting dalam psikologi kontemporer, yang digunakan untuk mengukur segala jenis kemampuan, minat, sikap, dan hasil kerja. Dalam hal ini, para peneliti biasanya menggunakan tes-tes psikologi yang sudah distandarisasi. Tes standar memiliki dua ciri penting. Pertama, para pakar psikologi biasanya menjumlahkan semua skor individu untuk menghasilkan satu skor tunggal, atau serangkaian skor, yang mencerminkan sesuatu tentang individu. Kedua, para pakar kelompok yang sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab dalam kaitannya dengan orang lain.
Seperti yang dikemukakan Simandjuntak dan Passaribu dalam bukunya yang berjudul Pengantar Psikologi Perkembangan, metode test ini sebagai alat pendidikan psikologi menduduki tempat yang penting. Baik tidaknya suatu test bergantung pada banyak faktor, misalnya: susunannya, penentuan skala atau norma-norma, sesuai tidaknya suasana dengan lingkungannya dan lain-lain. Beberapa penggolongan-penggolongan test dalam garis besarnya:
  1. Menurut fungsi yang diperiksa: test-test perhatian, ingatan dan sebagainya.
  2. Menurut jumlah orang yang diperiksa: test-test individual dan test-test rombongan.
  3. Menurut cara pelaksanaannya: test-test verbal dan test-test performance.
  4. Menurut penilaiannya: test-test alternative, dalam mana jawaban-jawaban itu bersifat betul atau salah dan test-test gradual, dimana penilaian-penilaian jawaban didasarkan atas suatu skala.
  1. Metode survey
Metode survey dapat dengan menggunakan teknik interview atau angket. Melalui metode angket ini, kepada sejumlah orang diberikan daftar-daftar yang memuat berbagai pertanyaan yang harus dijawab. Satu daftar pertanyaan berisi suatu kumpulan pertanyaan yang tertuju pada sutau persoalan-persoalan yang konkrit. Pertanyaan-pertanyaan tadi dapat bersifat terbuka yang memungkinkan jawaban yang bebas, dan dapat pula bersifat tertutup, misalnya dengan menggunakan skala. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seringkali dibuat dalam bentuk pernyataan. Jawabannya berwujud setuju atau tidak setuju maupun tingkatan setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan itu. Misalnya sebagai berikut:
Suasana belajar anak-anak dipengaruhi oleh suasana lingkungan yang ditimbulkan di lingkungan keluarga.
  • Setuju sekali
  • Setuju
  • Tidak tahu
  • Tidak setuju
  • Tidak setuju sekali
Responden (orang yang diberi pertanyaan) memberikan tanda pada tempat segi empat di depan pernyataan yang dipilihnya.
Kemudian atas dasar jawaban-jawaban yang terkumpul itu dicarilah kesimpulan-kesimpulan umum sesuai dengan jawaban pada angket.
Dalam pelaksanaan metode angket ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:
  1. Daftar itu langsung ditujukan dan dijawab oleh orang yang bersangkutan.
  2. Daftar itu ditujukan dan diisi oleh seseorang yang memiliki hubungan dengan orang yang bersangkutan. Jadi, pengisi pertanyaan-pertanyaan yang termuat dalam daftar itu bertindak sebagai perantara. Misalnya, orang tua menjawab angket yang berhubungan dengan anaknya.

BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Metode adalah suatu cara mengenai suatu langkah (apa yang harus dikerjakan) yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan hakekat perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu menuju ke arah yang lebih sempurna yang memiliki sifat dan ciri-ciri baru, tidak dapat diulang kembali, bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Sehingga metode mempelajari perkembangan peserta didik dapat dimaksudkan sebagai suatu cara yang digunakan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan peserta didik.
Dalam mempelajari perkembangan peserta didik terdapat dua macam metode yang spesifik untuk mempelajari perkembangan peserta didik yaitu metode eksperimen dan metode non-eksperimen. Metode eksperimen melibatkan manipulasi atas beberapa aspek situasi serta observasi terhadap dampak dari manipulasi itu terhadap beberapa aspek perilaku. Sedangkan metode non-eksperimen melibatkan observasi yang dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subjek penelitian menurut keadaan apa adanya, tanpa ada manipulasi (intervensi) peneliti. Di antaranya yang termasuk dalam metode non-eksperimen yaitu metode klinis (dengan cara mengamat-amati, bercakap-cakap, dan tanya jawab), metode tes (melakukan pengukuran tertentu terhadap objeknya), dan metode survey (menggunakan teknik interview atau angket).

B. Saran
Setelah mengetahui metode-metode yang digunakan untuk mempelajari perkembangan peserta didik dari makalah singkat ini, para pendidik ataupun psikolog perkembangan  dapat menerapkan metode tersebut sehingga mampu mengetahui bagaimana perkembangan peserta didiknya dari waktu ke waktu. Serta para pendidik hendaklah dapat menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didiknya serta membantu mengatasi hambatan dalam proses perkembangan peserta didiknya.

DAFTAR RUJUKAN

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Monks, F. J., dkk. 2002. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Meggit, C. 2013. Memahami Perkembangan Anak. Terjemahan Agnes Theodora W. Jakarta: PT Indeks.
Simandjuntak, B. & Pasaribu, I. L. 1984. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Tarsito.
Zulsyid. 2015. Pengertian dan Definisi Metode Menurut Para Ahli. (Online), (https://www.bersosial.com/threads/pengertian-dan-definisi-metode-menurut-para-ahli.21803), diakses tanggal 11 Februari 2016.
Kbbi.web.id/metode

1 komentar:

  1. Where to Play Roulette in the USA | Wooricasinos
    The US casino market 잭팟시티 includes the online roulette 잭팟시티 industry in the 바카라 사이트 추천 United States and 생활 바카라 many 포커 족보 순위 other U.S. states. The most recent example of the

    BalasHapus